Sabtu, 09 Juli 2011

SISTEM TURBO

SISTEM TURBO

Bagi anak muda, mobil nyaman saja belum cukup. Kecepatan lebih jadi idola. Terutama bagi mereka penghobi drag race. Untuk pemilik mobil berbahan bakar bensin, memakai turbo jadi solusi penambah kecepatan. Tapi, apa jadinya bila mobil berturbo tetap tidak dapat melaju maksimal?

Langkah pertama, kita harus paham benar cara kerja turbo. Perangkat tersebut, terdiri dari kompresor dan turbin yang berada dalam satu jalur. Turbo menggunakan sumber udara yang terisap dari sambungan knalpot ke turbin dan membuat fan di dalamnya berputar. Secara otomatis, kipas pada kompresor ikut berputar. Menghasilkan udara dalam mesin dan membentuk tekanan.

Tekanan pada keadaan standar atau 0,5 bar, membuat waste gate (saluran untuk membuang angin yang berlebih) terbuka. Dengan begitu tekanan angin melemah, begitu pula putaran kipas pada turbin dan kompresor. Inilah penyebab mobil tidak dapat berlari kencang meski sudah dipasang turbo.

Untuk mengakalinya, selang penghubung kompresor dengan turbin harus dibuat bocor. Dengan demikian kekuatan angin dari kompresor tidak membuka waste gate. Kebocoran tersebut, membuat kekuatan angin yang dihasilkan harus lebih besar. Secara otomatis, tekanan besar menghasilkan boost yang besar pula. Itu yang membuat mobil berlari kencang.

Tapi, ada juga cara praktis dan bisa bekerja otomatis. Namun, butuh biaya lebih besar. AVCR (Actuator Valve Control) adalah suatu terobosan pembesar boost. Besar kecilnya tekanan atau kompresor turbo pada intake manipol dapat diatur sesuka hati.
Alat bantunya bernama electronic solenoide. Bisa didapat seharga Rp 2,5 juta. Berfungsi umtuk membuang kelebihan udara. Tanpa risiko merusak penghubung kompresor. Sehingga udara yang dikeluarkan semakin besar dan boost yang dihasilkan meningkat.

Previous Newsprinsip kerjanya sederhana, udara di kompress, kemudian di bakar, dan hasilnya di ekspan oleh turbin. selanjutnya turbin ini yang akan menghasilkan gaya dorong. bisa juga turbin in di hubungkan lagi ke kompressor atau fan (turbofan)dan gearbox kemudian gearbox dihubungkan ke propeller (turboprop), untuk shaft tidak berbeda jauh dengan turboprop.

Untuk turbo fan, kecenderungannya gaya dorong dari fan jauh lebih besar dari gaya dorong hasil eskpansi turbin meskpin tergantung speknya. turboprop, gaya dorong hasil ekspansi turbin lebih kecil dibanding gaya dorong hasil propeller, begitu juga dengan turboshaft. dan turbojet, murni gaya dorongnya dari hasil ekspansi turbin.
di mesin roket, tidak ada turbin ataupun bilah-bilah/blades yang biasa ditemui di mesin turbin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar