Sabtu, 09 Juli 2011

TATA CARA PENYEMBELIHAN HEWAN

Menyembelih adalah melenyapkan nyawa binatang tertentu untuk dimakan dagingnya dengan suatu yang tajam.

1. Cara menyembelih
a. Binatang yang dapat disembelih di lehernya, hendaklah disembelih dilehernya, dipotong urat tempat makanan dan urat tempat keluar nafasnya. Kedua urat itu harus putus. Contohnya, Rusa, Kijang dan lain – lain.
b. Binatang yang tidak dapat disembelih di lehernya karena liar atau dalam lubang sehingga tidak dapat disembelih di lehernya, maka menyembelihnya dilakukan di mana saja dari badannya, asal dapat mati karena lukanya itu.
Hadist Nabi menjelaskan :

“Dari Rafi’, katanya: ‘Kami pernah beserta Rasulullah dalam perjalanan. Kam bertemu seekor unta kepunyaan satu kaum lari., sedang mereka tidak membaya kuda untuk mengerjanya, maka dilontarlah oleh seorang laki – laki dengan anak panahnya dan binatang itu mati’. Rasulullah berkata:’ Sesungguhnya binatang ini ada bertabiat binatang liar, kepada binatang – binatang yang seperti ini perbuatlah oleh kamu demikian”, ( Riwayat Jama’ah Ahli Hadist ).

2. Alat Penyembelih

Semua barang tajam, besi atau bambu dan lainnya, boleh dipakai untuk menyembelih, terkecuali gigi, kuku dan segala macam tulang.



Dari Rifa’: Sesuatau mengalir darah dan yang disembelih dengan menyebut nama Allah, makanlah olehmu, terkecuali gigi dan kuku”.( Riwayat Bukhari dan Muslim )

3. Tata Cara Menyembelihnya
a. Memotong dua urat yang ada dikiri kanan leher, agar lekas mati.
b. Binatang yang panjang lehernya, disembelih di pangkal lehernya; maksudnya juga supaya lekas mati.
c. Binatan itu yang disembelih itu, hendaklah digulingkan ke sebelah rusuk kiri, supaya mudah bagi orang yang menyembelih.
d. Dihadapakan ke arah kiblat.
e. Membaca bimmillah, dan shalawat atas Nabi SAW.

4. Menyembelih Anak Dalam Perut Induknya.

Anak bintang yang masih dalam perut induknya cukup ( halal ) dengan menyembelih induknya, berarti kalau induknya disembelih dan anaknya juga mati dengan sebab menyembelih induknya, anak binatang itu halal dimakan.



“ Dari Abu Sa’id berkata Nabi SAW. Tentang urusan penyembelihan anak binatang yang dalam perut induknya, kata beliau ; “ Menyembelih cukup dengan menyembelih induknya. ( Riwayat Ahmad dan Tarmidzi )


BINATANG BURUAN DAN TATA CARA PENYEMBELIHANNYA.

Berburu binatang dengan binatang yang mempunyai saing, seperti anjing atau burung yang mempunyai kuku tajam, boleh ( tidak ada halangan ), dan binatang yang ditangkapnya halal dimakan, dengan syarat yaitu :
Binatang yang memburu sudah terlatih.
Dapat menangkap buruan tanpa memakannya dan hendaklah di baca bismillah sewaktu melepaskannya. Kalau binatang yang ditangkapnya itu didapati masih hidup wajib disembelih dan kalau didapati sudah mati, binatang itu halah dimakan.
Firman Allah SWT.

“ Dihalalkan bagi kamu makanan yang lezat – lezat rasanya, dan binatang yang diburu oleh anjing atau sebagainya yang telah kamu ajar memburu binatang, sedang kamu telah memberi ajaran kepadanya, dengan ajaran yang diajarkan Allah kepada kamu. Maka bolehlah kamu makan binatang yang ditangkap anjing itu, dan hendaklah kamu baca bismillah ketika melepasnya “ ( Al – Maidah : 4 )
Hadist Nabi

“ Dari Abu bin Hatim, Rasulullah SAW, berkata, apabila engkau lepaskan anjingmu yang terlatih dan engkau sebut nama Allah ketika melepaskannya kemudian ditangkap dan dibunuhnya binatang itu maka kamu boleh memakannya. Dan kalau dimakannya binatang yang ditangkapnya itu janganlah kamu makan, saya takut barangkali ditangkapnya untuk dia sendiri ( Riwayat Bukhari dan Muslim ).

Catatan
a. Binatang yang dilontar dengan jenis batu, hukumnya sama dengan yang di pukul, dilarang oleh Al – Qur’an. Adapun yang ditembak dengan peluru yang terbuat dari besi, timah dan lainnya sebagaimana biasa terpakai sekarang, maka sebagian ulama berpendapat bahwa menembak dengan peluru tersebut dibolehkan dan binatangnya halal dimakan.
b. Dalam Al – Qur’an telah diharamkan memakan bangkai, darah, daging babi dan yang disembelih bukan dengan nama Allah dan sebagainya. Hukum tersebut tetap berlaku selama keadaan masih dalam dalam kelonggaran, tetapi bagi orang yang terpaksa masih dalam karena tidak ada makanan yang lain, sedang dia takut akan binasa, misalnya mati kelaparan, dia boleh ( halal ) memakan barang yang terlarang tadi sekedar untuk menghilangkan hajat atau menghindarkan diri dari kebinasaan.

“ Barang siapa yang terpaksa ( memakan bangkai, darah, daging babi, dan yang disembelih bukan dengan nama Allah sedang dia tidak aniaya atau menentang Syara’ dan tidak melampaui batas, maka ia tidak berdoasa” ( Al – Baqarah : 173

c. Bagi mereka yang melaksanakan penyembelihan haruslah hati – hati, sebab kesalahan dalam menyembelih dapat mengakibatkan binatang tersebut haram dimakan. Oleh sebab itu, di samping alat penyembelihan harus benar – benar tajam, juga orang yang menyembelih harus betul – betul sudah siap untuk menyembelih ( tidak ragu – ragu, takut, dll )

1 komentar: